Berawal dari
ajakan teman saya yang bernama Ulum untuk mendaki Gunung Penanggungan berdua
saja, akhirnya aku pun tergiur untuk
ikut dalam tawaran itu. Awalnya rencana pendakian adalah berangkat sore
kemudian camping dan pulang besoknya namun aku memberikan racun agar pendakian
ini dilakukan secara tektok alias tanpa camping. Setelah melalui negosiasi yang
alot akhirnya kami sepakat untuk mendaki secara tektok pada sabtu malam minggu
tanggal 13 Juni 2015.
Jam dinding menunjukkan pukul 22:00, dengan segera aku bergegas menuju Rumah Ulum untuk menjemputnya dan ngopi2 sebentar. Dalam pendakian ini aku hanya membawa daypack berisikan makanan dan minuman saja sebagai sumber energy nanti saat mendaki huehehe. Tak terasa 4 batang rokok dan segelas kopi sudah ludes menandakan bahwa kami harus segera berangkat pada pukul 23:00.
Perjalanan
Malang-Trawas kami tempuh selama 1,5 jam dengan berjalan santai ala safety
riding :D. Di Pandaan kami mampir ke sebuah Indomaret untuk membeli rokok dan
minum yang dirasa masih kurang. Kami tiba di basecamp Desa Tamiajeng pada pukul
00:15. Saya pun segera memarkir sepeda motor, tarif parkirnya sebesar 5 ribu
(kalo gak salah). Setelah itu kami menuju loket untuk membayar tiket pendakian
sebesar 8 ribu rupiah dan mengisi buku tamu. Oh iya pada saat kita membayar
tiket nantinya kita akan diberi tiket dan sebuah kresek besar untuk memungut
sampah kita kembali selama pendakian.
Pukul 00:30
Kami memulai pendakian yang diawali dengan jalan menurun dan juga berbatu yang
tertata rapi. Jalur pendakian terasa santai sekali sampai pos 2. Selepas pos 2,
tanjakan2 mulai menghantui di depan mata. Berjalan sebentar dari pos 2 kita
akan sampai di pos 3. Pos 2 dan pos 3 jaraknya lumayan dekat mungkin sekitar
10-20 menit berjalan. Kami beristirahat sebentar di pos 3 sambil menghisap
sebatang rokok. Oh iya, di pos 3 ini kami juga melepaskan hasrat tak tertahan (baca: kencing). Setelah beristirahat sekitar 10 menitan kami melanjutkan
perjalanan dengan target puncak bayangan sebagai tempat peristirahatan
berikutnya. Tanjakan tak henti2nya mewarnai pendakian kami ditambah tanah yang
agak licin membuat kami sedikit kesusahan. Diperjalanan kami bertemu dengan
banyak pendaki yang juga ingin muncak,ternyata Gunung Penanggungan ini lumayan
ramai saat akhir pekan.
Pukul 03:00
kami sampai di puncak bayangan. Disini merupakan tempat favorit para pendaki
untuk mendirikan tenda. Suasana puncka bayangan malam itu tak ubahnya seperti
pasar malam yang ramai dengan hiruk pikuk dan lalu lalang manusia. Saya pun
mencoba melihat keatas (arah puncak), dan wow lampu2 senter terlihat mengekor
dari atas sampai bawah. Kami beristirahat di puncak bayangan ini sambil
menikmati semilir angin malam dan ditemani sebungkus roti dan rokok sebagai
sumber energi kita huahaha. Diseberang tampak Arjuno – Welirang yang masih
terleimuti oleh gelapnya malam. Sekitar 20 menitan kami beristirahat, kami cuss
melanjutkan perjalanan menuju puncak. Dari kejauhan jalan menuju puncak
terlihat dekat dan tidak begitu terjal. Namuhn pada kenyataannya jalannya
terjal dan berbatu ditambah lagi kondisi jalan pada saat itu macet dipenuhi
oleh para pendaki. Ditengah2 perjalanan saya mencoba melihat kebawah, wow
terjal sekali dalam benak saya dan sekali lagi puncak bayangan terlihat seperti
pasar malam huahahaha. Jalan berbatu ini lumayan membuat dengkul terasa capek
huhuhu. Ditambah lagi karena saya masih belajar mendaki alias masih cupu.
Pukul 04:30
kami tiba di puncak dan walah ternyata puncak penanggungan sudah dipenuhi oleh
lautan manusia. Tanpa pikir panjang kami menyempatkan diri untuk tidur sebentar
dengan berbantakan daypack. Sebelum tidur kami memlilih tempat yang bebas dari
ulat bulu karena disini banyak terdapat ulat bulu. Sekitar pukul 05:30 saya
melihat matahari sudah mulai menampakkan dirinya, segera aku bangunkan ulum
untuk mencari spot yang bagus untuk berfoto. Kami turun menuju makam dekat
puncak untuk berfoto. Spot disini lumayan bagus dan enak karena masih sepi dari
orang lain, mungkin mereka terlalu terfokus untuk berfoto diatas puncak saja.
Ulum
Saya (Muhammad Iqbal)
Sunrise Mt. Penanggungan
Setelah puas
berfoto2 ria dan mendapatkan siluet kami berjalan turun menuju bekas kawah
penanggungan untuk berfoto2 lagi tentunya huahahaha.
Lalu kami meunuju puncak
tempat dimana jalur awal untuk turun via jolotundo. Dari atas puncak ini kita bisa
melihat bayangan Gunung Penanggungan dan melihat Gunung Bekel.
Mt. Arjuno - Welirang
Gunung Bekel
Setelah puas
berkeliling dan berfoto2 kami berisitirahat di tanah datar dekat puncak
penanggungan. Disini saya sempatkan untuk merokok beberapa batang dan makan
camilan sementara ulum sedang tidur kelelahan.
Mt. Arjuno-Welirang lagi hahaha
Pukul 08:00
kami memutuskan untuk turun kembali, tak lupa kami memungut kembali sampah kami
selama diperjalanan. Perjalanan turun ini membuat dengkul saya linu dan cekot2.
Jalan turun menuju puncak bayangan lumayan licin, terjal dan rawan terpeleset.
Semakin lama berjalan, dengkul menjadi semakin menjadi2 linunya huhuhu. Dengkul
linu ditambah dengan terik matahari yang mewarnai perjalanan turun menuju
puncak bayangan. Sampai dipuncak bayangan kami merasa lega karena dengkul sudah
berkurang siksaannya huahaha. Kami langusng tancap gas menuju basecamp.
Pukul 10:30
kami sampai di basecamp. Kami mampir ke sebuah warung untuk mengisi perut yang
sudah keroncongan sedari tadi. Semangkok soto dan segelas es teh habis aku
sikat dalam sekejap saja (maklum namanya saja orang lagi kelaparan). Pukul
11:00 kami langsung kembali menuju Malang. Pukul 12:30 saya sampai dirumah dan
langsung mandi kemudian tidur.
Bonus
0 Comments