Informasi Seputar Android dan Blogging

Pendekatan Permisif Dalam Manajemen Kelas

Pendekatan Permisif adalah pendekatan yang menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. Tema sentral dari pendekatan ini adalah: apa, kapan, dan dimana juga guru hendaknya membarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam pendekatan ini, guru memiliki peranan untuk meningkatkan kebebasan peserta didik, sebab dengan itu akan membantu pertumbuhan peserta didik secara wajar. Campur tangan dari guru hendaknya diminimalisir karena guru berperan sebagai pendorong perkembangan potensi peserta didik secara penuh.


Pendekatan permisif ini kurang dianjuran karena pedekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata sosial, dimana dalam sistem sosial para anggotanya dalam hal ini adalah guru dan peserta didik memiliki hak dan kewajiban. Mereka diharapkan mampu bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya. Jadi apabila perbuatan dilakukan secara bebas dan tanpa batas tentu saja bisa mengancam hak-hak orang lain.
Ada dua bentuk pendekatan dalam pelaksanaan pengelolaan kelas semacam ini yang menitik beratkan segala inisiatif dan kegiatan pada diri siswa. Yaitu :

1. Tindakan pendekatan pengalihan dan pemasabodohan merupakan tindakan yang bersifat permisif.Dari tindakan pendekatan ini muncul hal – hal yang kurang di sadari oleh siswa di antaranya :

  • Meremehkan sesuatu kejadian, atau tidak melakukan apa-apa sama sekali.
  • Memberi peluang kemalasan dan menunda pekerjaan.
  • Menukar dan mengganti susunan kelompok tanpa melaui prosedur yang sebenarnya.
  • Menukar kegiatan salah satu siswa, digantikan oleh siswa lain.
  • Mengalihkan tanggung jawab kelompok kepada satu orang anggota.

Melalui pendekatan ini pengajar memandang mudah dan tak banyak resiko, namun sebenarnya pengajar gegabah dalam mengambil cara pendekatan terlalu memandang mudah mengalihkan, menukar, mengganti suatu tugas atau tanggung jawab.

2. Pendekatan membiarkan dan memberi kebebasan.Dalam pendekatan ini pengajar memandang siswa telah mampu melakukan sesuatu dengan prosedur yang benar. “ biarlah mereka bekerja sendiri dengan bebas”. Demikian pegangan pengajar dalam mengelola kelas. Lebih kurang menguntungkan lagi kalau selama proses belajar mengajar siswa bekerja sendiri, pengajar juga aktif mengerjakan tugasnya sendiri dan pada saat waktunya habis baru ditanyakan keadaan siswa. Percaya atau tidak hasil kerja pendidik tidak memadai dan kurang terarah. Akibat yang sering terjadi adalah siswa merasa telah benar dengan tingkah laku dalam mengerjakan tugas, telah bertanggung jawab dalam kelompok atau kelas itu. Tapi ternyata setelah dibandingkan dengan kelompok lainnya kurang atau malah lebih rendah.

Kedua pendekatan ini kurang menguntungkan tanpa kontrol dan pengajar bersikap serta memandang ringan terhadap gejala-gejala yang muncul. Pendekatan ini tidak produktif diterapkan di lingkungan sekolah dan kelas. Guru disarankan agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatanya sendiri apabila hal itu berguna. Misalnya : siswa memperoleh kesempatan secara psikologis memikul resiko yang aman, mengembangkan kemampuan diri sendiri, tanggung jawab sendiri. Dan guru sebaiknya memberikan kebebasan kepada siswa dibarengi rasa tanggung jawab, tidak kebablasan.

Oleh karena itu, banyak pendapat yang menyatakan bahwa pendekatan permisif dalam bentuknya yang murni tidak produktif apabila diterapkan di dalam kelas. Namun disarankan agar guru memberikan kesempatan pada peserta didik melakukan urusan sendiri apabila hal itu berguna. Dengan demikian, guru harus dapat menemukan cara untuk memberikan kebebasan sebesar mungkin kepada pserta didik disatu sisi, di sisi lain tetap dapat mengendalikan kebebasan itu dengan penuh tanggung jawab.

Pendekatan permisif memiliki kelebihan yaitu siswa diberi kebebasan didalam suatu proses agar mereka dapat mengembangkan seiap potensi yang ada dalam dirinya. Sedanngkan kekurangan dalam pendekatan ini yaitu: (1) Dapat menghasilkan anak didik yang serba tidak memenuhi aturan-aturan, norma dan nilai-nilai budaya serta agama, baik dilingkungan keluarga, seklah maupun dan masyarakat luas; (2) Pendekatan ini bertentangan dengan makna pengelolaan itu sendiri, didalamya terkandung unsur pengaturan; (3) Akan dapat menciptakan masyarakat yang serba bebas.



Untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pendekatan permisif, guru dapat memberi kebebasan pada siswanya. Namun kebebasan itu juga harus tetap dalam lingkup kewajaran. Jadi suasana pembelajaran bisa menyenangkan bagi siswa namun juga tetap daam kondisi yang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar.
0 Comments